Junjung Tinggi Demokrasi, Hindari Caci Maki
Dalam sistem demokrasi hampir tidak ada sesuatu yang dilarang? Mau mengkritik, mau memberi saran di persilahkan. Bahkan di setiap lembaga pemerintah maupun swasta hari ini bisa dipastikan menyediakan kotak saran dan kritik. Demo pun juga tidak dilarang dalam menyampaikan aspirasi sepanjang sesuai dengan konstitusional.
Penyampaian kritik ini jangan sampai
kebablasan. Berdalih atas nama demokrasi
kemudian sampai misuh-misuh, mencaci maki, dan memfitnah sana-sini.
Sedzolim, sekeji, dan seburuk bagaimanapun
seorang pemimpin, Islam tidak pernah memperkenankan ummatnya memisuhi dan
mencaci mereka.
Rosululloh SAW dawuh begini dalam kitab Jamius
Shogir hal. 198.
لاتشغلوا قلوبكم بسب الملوك ولكن
تقربوا الى الله تعالى بالدعاءلهم
يعطف الله قلوبهم عليكم.
Janganlah hati kalian sibuk dengan menghina
pemimpin kalian. Mendekat lah kepada Allah dengan mendoakan mereka agar Allah
membuka hatinya agar mereka punya kasih sayang kepada kalian.
Kanjeng Nabi meminta umatnya agar bersabar
dalam menghadapi pemimpin yang tidak mereka sukai. Kemudian yang perlu digaris
bawahi Rasulullah juga menekankan kita agar senantiasa mendoakan pemimpin kita
agar mereka bisa menjalankan pemerintahan dengan penuh keadilan.
Ajaran Rahmatal Lil Al-Amin yang diemban
Rasulullah SAW ini bahkan melarang kita mencaci maki syetan. Beliau melarangnya
seperti yang disabdakan kanjeng Rosul SAW dalam kitab yang sama dari Abu
Huroiroh Ra. berikut:
لاتسبواالشيطان وتعوذوابالله من شره.
Janganlah kalian memisuh-mencaci syetan dan
mintalah perlindungan kepada Alloh agar terhindar dari keburukan syetan.
Nah kalau kepada syetan tidak diperkenankan
memaki apa lagi (aulawi) kepada sesama yang kebaikan-tujuan dan tingkat
keimananya tidak jelas alias tertutupi oleh kabut keduniayaan?
Urusan kritik dan saran bahkan makar silahkan
asal dengan cara-cara yang halal menurut agama dan negara, maksimal makruh lah.
Posting Komentar untuk "Junjung Tinggi Demokrasi, Hindari Caci Maki"