Otak Manusia dengan Batu
Semua
orang pasti akan mengalami kesulitan ketika awal menghafal, memahami pelajaran,
menghadapi segala permasalahan atau urusan. Semua orang berfikir bagaimana cara
menyelesaikannya? Mari kita simak bersama pengalaman dari Ibnu Hajar.
Mulanya
beliau juga mengalami kesulitan dalam
menghadapi permasalahannya atau urusannya. Namun, beliau tidak pantang menyerah
(tidak putus asa) dan sangat gigih dalam menghadapinya. Sehingga dengan
kegigihan dan pantang menyerahnya beliau menjadi ulama’ terkenal pada zamannya.
Singkat
cerita, Ibnu Hajar mengibaratkan otaknya dengan Batu. Batu yang keras bisa
berlubang dengan tetesan air yang terus menerus, sehingga batu tersebut
terkikis oleh tetesan air. Bagaimana dengan otak kita? Yang memiliki figur
tidak keras, dan lunak. Kesimpulannya adalah batu yang keras bisa terkikis oleh
air, apalagi otak kita yang lunak. Maksudnya jika otak terus diasah dan
dikembangkan, maka akan memunculkan ketajaman dalam segala aspek baik ketajaman
memahami, mengimplementasi, melegitimasi, dan lain lain asalkan kita mau
berusaha dan tidak putus asa. Hal ini sebagaimana yang telah
di firmankan Allah SWT.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا
بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ أُولَٰئِكَ يَئِسُوا مِنْ رَحْمَتِي وَأُولَٰئِكَ
لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya : Dan
orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia,
mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.( QS. Al-Ankabut : 23)
Dan Allah
juga berfirman
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ
الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِين
Artinya : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula)kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.(QS. Ali 'Imran : 139)
Inilah yang menjadi motivasi bagi kita untuk terus dan terus belajar
sehingga akhirnya tercapai apa yang kita impikan. Dan keberhasilan dalam
belajar bukan karena hafalan atau prestasi, tetapi proses dalam belajar dan
usaha itulah yang dapat menentukan keberhasilan kita dalam belajar.
Oleh karena itu, marilah manfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin
dan kurangi kegiatan-kegiatan yang tidak berguna, dan kita harus selalu optimis
selama dalam pecarian ilmu.
Oleh : A. Mudzakkir Habibullah (kls 3 Madin & 1 SMAGI)