LANGIT TAMPAKKAN DESAIGN LAMBANG NU
LANGIT TAMPAKKAN DESAIGN
LAMBANG NU
Di kutip dari
karya Mohammad Khusnu Milad, M.MT. (Gus Milad) dalam Buku “Kiai Organisatoris
Membangun NU Bersama KH. Mahfudz Siddiq” Menjelang 2 bulan Muktamar Ke 2
diselenggarakan NU masih belum memiliki lambang khusus, kedaan ini membuat KH
Abdul Wahab Hasbullah Yang pada waktu itu menjadi ketua panitia penyelenggara
Muktamar Ke 2 cemas. Kecemasan itu membuat KH Abdul Wahab Hasbullah mengadakan
pembicaraan 4 mata dengan KH Ridwan di rumahnya Jalan Kawatan Surabaya.
Pada mulanya,
pembicaraan itu membahas konsumsi Muktamar / kongres yang pada waktu itu KH
Ridwan sendiri memimpinnya. Kemudian pembicaraan beralih kepada pembuatan
desaign Lambang NU sebagai identitas besarnya sekaligus sebagai mitos. KH
ridwan selama itu memang dirasa salah satu Ulama’ yang memiliki bakat melukis.
Karena hal tersebut, akhirnya Kyai Wahab
menyuruh untuk membuat lambang NU. Tentunya permintaan yang mendadak itu KH Ridwan
sulit menerima, tetapi demi berkhidmat di NU, akhirnya KH Ridwan menyepakati permintaan Kyai
Wahab.
Satu minggu menjelang
Kongres/Muktamar diadakan Kyai Wahab datang menagih peasanan lambang yang di
maksud. Dari sini ada sedikit perbincangan antara Kyai Wahab dan Kyai ridwan.
Saat di Tanya oleh Kyai Wahab, Kyai Ridwan Menjawab, “Sudah beberapa sketsa
lambang NU dibuat, tapi rasanya masih belum selesai.” Mendengar dari jawaban
itu, kyai wahab mendesak lalu mengatakan “Seminggu sebelum Kongres sebaiknya
gambar sudah jadi lho” Mendengar jawaban itu dengan ketidakpastian Kyai Ridwan
Mengatakan “Insya Allah”.
Dari perbincangan tersebut, dan
dengan waktu yang sangat sempit. Akhirnya Kyai ridwan melakukan shalat
istikharah, meminta petunjuk kepada Allah dan Qiyamullail untuk mencari
inspirasi yang baik untuk Lambang NU. Dalam tidurnya Kyai Ridwan menddapatkan petunjuk dari
mimpinya yaitu melihat gambar di langit biru, bentuknya persis seperti
lambang NU sekarang. Ketika itu, waktu menunjukkan jam 02 dini hari.
Setelah Kyai Ridwan bangun dari tidurnya, sontak Kyai ridwan langsung
mengambil kertas dan pena sambil mengingat sebuah gambar yang ada dalam
mimpinya. Dengan hati hati dan pelan pelan Kyai Ridwan mencoba
memvisualisasikan gambar di mimpinya itu. Tak lama kemudian gambar tersebut
jadi dan sangat mirip dengan gambar dalam mimpinya.
Pagi harinya, sketsa kasar tersebut
disempurnakan dan diberi tulisan Nahdlotul Ulama’ dari huruf Arab dan Latin.
Akhirnya, sehari penuh gambar tersebut dapat diselesaikan dengan sempurna.
Namun masih ada kesulitan berikutnya yaitu bagaimana mencari bahan kain untuk
menuangkan lambing tersebut sebagai dekorasai dalam medan kongres. Saat mencari
kain di wilayah Surabaya, ternyata tidak menemukan yang cocok seperti petunjuk
mimpinya semalam. Dengan gigih dan pantang menyerah serta tidak putus asa, Kyai
Ridwan mencari hingga ke Malang. Alhamdulillah, kain yang dicari ternyata ada
kendati hanya tersisa 4 X 6 meter. Bentuk lambing NU dibuat memanjang ke bawah,
lebar 4 meter dan panjang 6 meter. Inilah bentuk asli lambang NU sekaligus ukurannya kala itu.
Menjelang pembukaan, symbol NU telah dipasang di arena Kongres. Adanya symbol baru itu menambah keindahan suasana. Ketika acara dibuka dan peserta yang berjumlah 18 ribu diperkenalkan dengan symbol jam’iyah itu, mayoritas orang berdecak kagum. Symbol tersebut memang dinamika abad ke 19 karena pada perjalanan berikutnya terjadi dinamika yang demikian menarik sesuai dengan semangat zaman yang bergerak menuju kemajuan serta didorong semangat perjuangan.
Begitulah kisah perjuangan Kyai
Ridwan dalam mebuat sketsa lambang NU. semoga seluruh pengabdiannya serta amal
sholehnya di terima di sisi allah. Aminn ya robbal’alamin.
Jadi, tidak heran jika Jam’iyah
Nahdlotul Ulama’ tetap tegar dan menjadi ormas terbesar di Indonesia. Masih
banyak kisah kisah beliau para Muassis dalam membentuk Jam’iyah NU. Tidak
semudah mengedipkan mata dan membalikkan tangan. Tapi, ada perjuangan,
kegigihan, ketelatenan, ke hati hatian, serta penuh banyak cobaan dan rintangan
di dalamnya.
Oleh : Mahfud Ali ( Kelas 5 Madin & Kelas 3 SMA Sunan Giri )